Subagio S. Waluyo
Dari luar, Hailsham tampak seperti asrama Inggris yang menyenangkan, jauh dari sentuhan kota besar. Murid-muridnya terpelihara dengan baik, diajari seni, olahraga, dan ilmu pengetahuan. Namun anehnya mereka sama sekali tidak dibiarkan berhubungan dengan dunia di luar asrama mereka.
Manusia kloning yang pemurah. Apakah sudah ada di dunia ini manusia kloning yang pemurah? Yang saking pemurahnya mau mendonasikan sebagian organ tubuhnya ke manusia biasa? Tapi, itu kan dari dunia fiksi. Dari novel yang ditulis Kazuo Ishiguro Never Let Me Go. Dalam kehidupan real memang belum ada. Bisa saja kalau suatu saat ada ilmuwan yang karena saking kreatifnya dan menyisihkan segala macam tetek-bengek yang namanya nilai-nilai kemanusiaan membuat manusia baru hasil kloning. Bukankah pada tahun 1996 ilmuwan di Skotlandia (Britania Raya) berhasil membuat kloning domba yang diberi nama `Dolly`? Dolly lahir 5 Juli 1996. Wafat 14 Februari 2003. Umurnya lumayan panjang, hampir 7 tahun. Dibandingkan dengan domba-domba hasil kloning lainnya setelah Dolly usia Dolly jauh lebih pendek. Selain itu, dari segi kesehatan domba-domba itu jauh lebih sehat (https:// kalimantan.bisnis.com/read/20160727/84/569441/hasil-kloning-domba-dolly-bisa-berumur-panjang). Apakah dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan pada domba juga akan dilakukan pada manusia sehingga di abad 21 ini akan lahir manusia kloning?
Memang pernah ada hasil kloning manusia. Sekelompok ilmuwan di Belanda mengumumkan bahwa mereka telah berhasil membuat manusia kloning pertama. Bayi pertama hasil kloning itu perempuan, diberi nama Eve. Tidak ada informasi yang jelas sampai berapa usia berapa Eve manusia kloning pertama bisa hidup di dunia ini. Karena alasan ilmiah, etis, dan komersial, kloning manusia menjadi sulit untuk diterapkan. Terlebih lagi teknik yang digunakan untuk menciptakan domba Dolly yang disebut transfer sel somatik, ternyata tidak begitu mudah pada spesies lain. (https://www. idntimes.com/science/experiment/rianna-zheid/makhluk-pertama-yang-pernah-dikloning-manusia-c1c2/full). Kalau Kazuo Ishiguro dalam Never Let Me Go (selanjutnya disingkat NLMG) berkisah tentang manusi kloning dalam novelnya itu bisa dimaklumi karena memang itu hasil imajinasi dan kontemplasinya. Bukankah seorang novelis semacam Ishiguro memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat lewat karya-karya fiksinya? Ishiguro lewat novelnya NLMG mengisahkan tentang kehidupan dan kematian. Selain itu, ada pesan juga yang disampaikan yang berkaitan dengan moral arogansi manusia dalam dunia yang semakin canggih ini. Apakah dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi manusia semakin arogan sampai-sampai harus menjual organ-organ tubuh manusia yang masih sehat meskipun organ yang diambil itu dari manusia kloning yang usianya rata-rata relatif masih muda (di bawah usia tiga puluh tahun). Dari sekian banyak orang muda, manusia kloning, yang masih selamat sampai usia 31 tahun hanya tokoh utamanya, Kathy yang belum menyumbangkan organ tubuhnya ke manusia normal. Kathy bisa seperti itu karena tenaganya sebagai perawat (menjadi perawat lebih dari sebelas tahun) dibutuhkan manakala harus membantu melayani operasi pengambilan organ tubuh manusia kloning. Tetapi, pada saatnya nanti Kathy juga mau tidak mau harus mendonorkan organ tubuhnya. Kathy juga sama dengan yang lain akan mengalami kematian yang mengerikan karena organ-organ tubuhnya akan disumbangkan pada manusia normal.
Kathy berkisah tentang teman-temannya seasrama di Hailsham. Hailsham kota kecil yang terletak di Sussex Timur, Inggris (https://en.m.wiki-pedia.org/wiki/Hailsham). Kathy boleh-boleh saja berkisah tentang kehidupannya yang indah selama di Hailsham. Tentang persahabatannya dengan Ruth dan Tommy. Tapi, Kathy juga nasibnya akan sama karena cepat atau lambat dia akan menjadi pendonor. Karena menjadi pendonor yang akan mendonorkan organ-organ yang dimilikinya yang dibutuhkan penduduk dunia luar yang sakit, Kathy dan teman-temannya seasrama di Hailsham harus menjaga kesehatannya termasuk tidak diperbolehkan merokok. Lucy, salah seorang guardian yang secara terbuka menyampaikan pada siswa-siswa Hailsham tentang pentingnya menjaga kesehatan karena siswa-siswa Hailsham itu dipandang `istimewa.`
“Tidak bagus bahwa aku merokok. Tidak baik untukku, jadi aku berhenti. Tapi yang perlu kalian mengerti adalah bahwa bagi kalian, kalian semua, jauh lebih buruk untuk merokok daripada untukku.”
“…. Kalian adalah siswa. Kalian…istimewa. Jadi menjaga kesehatan, menjaga agar kalian sehat di dalam, jauh lebih penting bagi kalian daripada bagiku.”
Lucy sebagai guardian memang agak lain dibandingkan dengan guardian-guardian yang lain. Kalau guardian yang lain cenderung menutup diri sehingga tidak mau menyampaikan apapun pada para siswa Hailsham, tidak demikian dengan Lucy. Lucy di hadapan siswa-siswa Hailsham, ada kemungkinan karena terpanggil rasa kemanusiaannya, suatu saat pernah menyampaikan sesuatu yang sebenarnya diharamkan untuk disampaikan. Dia menyampaikan kalau siswa-siswa Hailsham jangan bermimpi pergi ke Amerika atau jadi seleberitis atau bekerja di supermarket karena hidupnya sudah ditetapkan. Artinya, mereka tidak akan berusia panjang karena sebelum memasuki usia tua atau separuh baya mereka mendonasikan organ-organ vitalnya. Mereka juga sudah diingatkan bahwa sebentar lagi akan meninggalkan Hailsham. Maksudnya, ditempatkan di luar Hailsham (di cottage). Setelah itu satu persatu mereka mempersiapkan donasinya.
“….. Masalahnya, menurutku adalah bahwa kalian sudah diberitahu tapi tidak diberitahu. Kalian sudah diberitahu, tapi tak satu pun kalian benar-benar mengerti, dan aku berani bilang, beberapa orang senang membiarkan nya seperti itu. Tapi aku tidak. Kalau kalian akan menjalani hidup yang layak, kalian harus tahu, dan tahu dengan benar. Tak satu pun dari kalian akan pergi ke Amerika, tak satu pun dari kalian akan jadi bintang film. Dan takkan ada yang bekerja di supermarket seperti yang kudengar direncana-kan oleh beberapa dari kalian tempo hari. Hidup kalian sudah ditetapkan. Kalian akan jadi orang dewasa, lalu sebelum kalian menjadi tua, bahkan sebelum separuh baya, kalian akan mulai mendonasikan organ-organ vital kalian. Untuk itulah kalian masing-masing diciptakan. Kalian bukan seperti para aktor yang kalian lihat di video-video, kalian bahkan tidak seperti aku. Kalian diciptakan di dunia ini untuk suatu tujuan, dan masa depan kalian, semuanya, sudah diatur. Maka jangan bicara seperti itu lagi. Tak lama lagi kalian akan meninggalkan Hailsham, dan segera setelahnya tibalah saatnya kalian akan mempersiapkan donasi kalian yang pertama. Kalian harus ingat itu. Kalau ingin hidup layak, kalian perlu tahu siapa dan apa yag ada di depan kalian, masing-masing dari kalian.”
Meskipun nantinya tidak berumur panjang, mereka dibebaskan untuk menikmati hubungan seks. Mereka juga diceramahi tentang seks yang diselingi dengan donasi yang mereka korbankan. Tapi, karena masih tergolong anak-anak tanggung mereka tidak peduli dengan donasi. Mereka lebih bergairah (walaupun juga agak cemas) dengan masalah seks.
Satu hal yang sekarang kusadari adalah ketika para guardian pertama kali memberi kami ceramah serius tentang seks, mereka cenderung memadukan nya dengan ceramah tentang donasi. Pada usia itu – sekali lagi, aku bicara tentang usia sekitar tiga belas—kami agak cemas dan bergairah mengenai seks, dan tentu saja mengesampingkan hal yang lagi. Dengan kata lain memang mungkin para guardian telah berhasil menyusupkan benak kami berbagai fakta mendasar mengenai masa depan kami.
Para guardian ketika berceramah menggunakan kerangka. Kerangka itu diletakkan di meja dalam posisi yang tidak senonoh. Mereka memperagakan cara-cara berhubungan seks. Meskipun demikian, mereka juga tidak lupa, mengingatkan para siswa Hailsham agar berhati-hati ketika melakukan hubungan seks terutama dengan orang-orang yang bukan siswa Hailsham. Karena sudah disebut oleh Lucy bahwa siswa-siswa Hailsham adalah siswa-siswa `istimewa`, mereka juga dipesankan dalam memperlakukan seks juga harus `istimewa`. Jadi, kebijakan di Hailsham membolehkan para siswanya untuk berhubungan seks sepanjang hubungan seks itu dilakukan antar siswa. Kalau dengan orang luar, mereka disarankan untuk berhati-hati karena para siswa Hailsham sudah disteril untuk tidak punya keturunan.
Lalu tiba-tiba, sementara kerangka tergeletak dalam posisi tak senonoh di meja, ia menoleh dan mulai memberitahu bahwa kami harus berhati-hati dengan siapa kami melakukan hubungan seks. Bukan hanya karena penyakit, tapi karena “seks mempengaruhi emosi dengan cara yang tak pernah kauduga. Kami harus sangat berhati-hati melakukan hubugan seks di dunia luar, terutama dengan orang-orang yang bukan siswa, karena di luar sana seks bisa berarti berbagai hal. Di luar sana orang-orang bahkan berkelahi dan saling membunuh gara-gara siapa berhubungan seks dengan siapa. Dan mengapa seks begitu besar artinya—jauh lebih daripada, misalnya, berdansa atau tenis meja—adalah karena orang-orang di luar sana berbeda dari kami para siswa; mereka bisa punya bayi karena seks. Itu sebabnya seks sangat penting bagi mereka, masalah tentang siapa melakukannya dengan siapa. Dan meskipun, seperti kami ketahui, sama sekali tak mungkin bagi kami untuk punya bayi, di luar sana kami harus bersikap seperti mereka. Kami harus menghormati aturan-aturan dan memperlakukan seks sebagai sesuatu yang cukup istimewa.
Penjelasan para guardian tentang hubungan seks yang akan dijalani para siswa Hailsham menimbulkan spekulasi di antara mereka. Hannah, misalnya, kebijakan Hailsham tentang hubungan seks berkaitan dengan organ-organ vital yang akan didonasikan. Menurut dia organ-organ tubuh yang didonasikan tidak akan berfungsi dengan baik kalau siswa-siswa Hailsham tidak berhubungan seks.
Hannah mempunyai teori bahwa sudah menjadi tugas para guardian untuk membuat kami berhubungan seks, karena kalau tidak kelak kami takkan menjadi donor yang baik. Menurut dia, organ-organ seperti ginjal dan pankreas tidak bekerja dengan baik kecuali kau berhubungan seks. Yang lain berkata kami perlu ingat bahwa para guardian adalah manusia “nomal” Itu sebabnya mereka bersikap aneh tentang itu, bagi mereka seks dilaku-kan kalau ingin mempunyai bayi, dan meskipun secara intelektual mereka tahu kami tak bisa punya bayi, mereka tetap aja merasa tidak nyaman bahwa kami melakukannya, karena jauh di dalam hati mereka tidak benar-benar percaya kami takkan mendapat bayi.
Tapi, Kathy lebih mempercayai pendapat Ruth karena dia menangkap kalau di balik ucapan para guardian itu ada pesan terselubung agar melakukan hubungan seks secara benar yang tidak memberikan efek negatif buat tubuh mereka mengingat mereka akan mendonasikan organ-organ vitalnya. Hubungan seks itu bisa dilakukan setelah mereka meninggalkan Hailsham.
“Mereka memberitahu kita tentang seks untuk sesudah kita keluar dari Hailsham,” katanya. “Mereka ingin kita melakukannya dengar benar, dengan orang yang kita sukai dan tanpa terkena penyakit. Tapi maksud mereka itu dilakukan sesudah kita pergi. Mereka tak ingin kita melakukan-nya di sini, karena akan terlalu merepotkan mereka.”
Hubungan seks bebas (dilakukan antarsiswa Hailsham) memang terjadi ketika Kathy dan beberapa temannya (ada delapan orang termasuk Kathy) dipindahkan ke Cottage. Cottage digambarkan sebagai bekas rumah pertanian tua yang disekelilingnya ada gudang-gudang, kamar mandi, kandang-kandang yang semuanya telah diubah untuk tempat tinggal Kathy dan teman-temannya (termasuk kakak kelasnya yang disebut `veteran`). Untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan Cottage (termasuk mengawasi perilaku siswa-siswa Hailsham) itu sendiri dipercayakan pada Keffers (seorang laki-laki tua yang selalu cemberut). Keffers datang ke Cottage 2-3 kali seminggu. Untuk memelihara kebersihan dan kerapian Cottage, Keffers membuat daftar siswa berikut butir-butir tugasnya. Mungkin karena Keffers terhitung jarang datang ke Cottage atau memang melakukan pembiaran terhadap para siswa Hailsham untuk melakukan apapun sehingga terjadi hubungan seks yang cenderung bebas atau blak-blakan, Kalau di Hailsham hubungan seks antarsiswa walaupun memang ada tapi terbatas dan kerap ada gunjingan di antara mereka, di Cottage masalah seks jauh lebih terus terang dan lebih dewasa. Saking bebasnya sering terjadi gonta-ganti pasangan dalam berhubungan seks sesama mereka.
Seperti bisa kauduga, seks di Cottage berbeda dengan dulu di Hailsham. Di Cottage masalah seks jauh lebih terus terang—lebih “dewasa”. Kau tidak menggunjingkan atau tertawa cekikan tentang siapa berhubungan seks dengan siapa. Bila kau tahu dua siswa berhubungan seks, kau tidak langsung mulai menduga-duga apakah mereka sudah jadi pasangan serius. Dan kalau suatu hari muncul pasangan baru, kau tidak membahasnya seakan-akan itu sangat penting. Kau hanya menerimanya dengan tenang, dan sejak itu bila kau menyebut salah satu, kau juga akan menyebut pasangannya, seperti “Chrissie dan Rodney” atau “Ruth” dan “Tommy”. Bila ada yang ingin berhubungan seks denganmu, itu pun jauh lebih blak-blakan. Seorang pemuda datang dan bertanya apakah kau mau melewatkan satu malam di kamarnya, “untuk selingan”, atau sesuatu semacam itu, sama sekali tidak heboh. Kadang-kadang si pemuda tertarik menjadi pasanganmu, kadang-kadang hanya untuk selingan semalam.
Dari sekian banyak siswa Hailsham yang ditempatkan di Cottage itu, hanya Kathy yang terbilang masih perawan (meskipun pada akhirnya dia mau tidak mau berhubungan seks dengan salah seorang siswa Hailsham yang bukan pacarnya atau teman pacarnya). Kathy terbilang aneh dalam memilih pasangan untuk berhubungan seks. Dia tidak ingin hubungan seksnya diketahui banyak orang. Kathy cenderung memilih orang yang diperkirakan tidak suka mengumbar-umbar omongon. Dari sekian siswa Hailsham yang ada di Cottage itu semula dia memilih Harry C. Dia memilih Harry C karena dia tidak menyukainya. Selain itu, Harry tidak memuakkan dan pendiam. Tapi ketika hubungan Tommy dan Ruth sempat retak, dia ada rencana mau berhubungan seks dengan Tommy. Karena berhasil diselesaikan hubungan Tommy dengan Ruth, Kathy pun mengagalkannya. Namun, akhirnya Kathy mendapat pasangannya untuk berhubungan seks dengan salah seorang mantan siswa Hailsham.
Memang untuk sementara waktu mereka bisa menikmati kehidupan dunia untuk melakukan apapun termasuk seks bebas sepanjang tidak merusak organ-organ tubuh mereka. Suasana itu lambat-laun berubah setelah beberapa veteran menjalani `pelatihan` (mendonasi organ tubuh).
Ketika musim semi tiba, semakin banyak veteran pergi untuk memulai pelatihan, dan meskipun kepergian mereka tanpa banyak ribut-ribut seperti biasanya, jumlah mereka yang semakin banyak membuatny mustahil untuk tidak diperhatikan. Aku tak yakin bagaimana perasaan kami, menyaksikan kepergian-kepergian itu. Kupikir dalam batas tertentu kami iri pada orang-orang yang pergi itu. Rasanya seolah mereka menuju dunia yang lebih luas dan lebih menggairahkan. Tapi tentu saja kepergian mereka membuat kami semakin gelisah.
Kemudian, seingatku sekitar bulan April, Alice F menjadi yang pertama dari kelompok Hailsham untuk pergi, dan tak lama sesudah Gordon C juga berangkat. Mereka sudah diminta untuk memulai pelatihan, dan mereka pergi dengan senyum riang, tapi setelah itu, setidaknya bagi kelompok kami, suasana di Cottage berubah untuk selamanya.
Perasaan Kathy dan teman-temannya ketika melihat para veteran yang berangkat untuk mulai mendonasi organ-organ tubuhnya jelas membikin nyalinya ciut. Ada perasaan gelisah karena paling tidak mereka sudah merasakan kalau sebentar lagi tiba gilirannya untuk ikut `pelatihan`. Setidak-tidaknya keberangkatan satu persatu teman-teman di Cottage-nya membuat suasana yang semula perlu keriangan menjadi kegelisahan.
Di tengah-tengah kegelisahan para penghuni Cottage terbetik berita kalau asrama mereka dulu di Hailsham ditutup. Informasi ditutupnya asrama tersebut diperoleh dari salah seorang siswa Hailsham, Roger C, yang setahun di bawah Kathy. Ditutupnya Hailsham tidak mengubah kebijakan yang berkaitan dengan donasi organ-organ tubuh dari siswa-siswa Hailsham. Artinya, mereka yang berasal dari asrama Hailsham biar bagaimanapun tetap harus menjalani `pelatihan` sampai mengalami `penuntasan` (istilah lain untuk kematian). Dangan demikian, orang-orang seperti Kathy cepat atau lambat harus mendonasikan organ-organ vitalnya.
Satu persatu teman-teman dekat Kathy menjalani pelatihan dan penuntasan. Ruth, misalnya, setelah menjalani donasinya kedua langsung menemui kematiannya. Sementara Tommy masih agak beruntung karena masih bisa menjalani donasi sampai yang keempat. Tommy sudah berusaha agar memperoleh penangguhan. Untuk memperoleh penangguhan dia berusaha menunjukkan hasil-hasil karyanya. Ternyata upaya tersebut sama sekali tidak mengubah keputusan. Upaya melekatkan hubungannya dengan Kathy juga tidak membawa hasil. Akhirnya, setelah menjalani donasi yang keempat Tommy menghadapi kematian. Tinggal Kathy yang masih tersisa. Dia beruntung karena berhasil menjadi perawat yang dinilai berprestasi. Kathy beranggapan selama menjadi perawat banyak pasiennya yang mengalami kepuasan. Orang-orang yang akan mendonasikan organ-organ tubuhnya bisa pulih kembali berkat perawatannya. Bahkan, mereka yang mau mendonasikan organ-organ tubuhnya tidak merasa gelisah.
Jadi aku bukan bermaksud membanggakan diri. Tapi aku jelas tahu mereka puas dengan pekerjaanku, dan secara keseluruhan aku pun demikian. Para donorku cenderung pulih lebih baik daripada yang diduga. Masa pemulihan mereka sangat mengesankan, dan nyaris tak satu pun dari digolongkan sebagai “gelisah”, bahkan sebelum donasi keempat.
Keberuntungan Kathy yang bisa bertahan menjadi perawat sampai hampir dua belas tahun ada kemungkinan tidak berumur panjang. Kathy juga akan mengalami hal yang sama mengingat dia juga manusia kloning yang terikat perjanjian untuk mendonasikan organ-organ vitalnya. Entah dia akan menjalani donasi sampai ke berapa kalinya sehingga pada saatnya dia akan menemui kematiannya. Upaya Kazuo Ishiguro mengangkat masalah nasib manusia kloning ke dalam karya fiksinya patut diacungkan jempol. Walapun hanya fiktif, setidaknya menyadarkan manusia untuk tidak terlalu bebas menggunakan kemampuan intelektualnya sehingga melanggar batas-batas kemanusiaannya.