Subagio S. Waluyo

Dalam Surat Ar-Ra`ad:11 yang berbunyi “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalau kaum itu sendiri tidak mau mengubah dirinya sendiri” ada perintah tersirat dari bunyi ayat tersebut, yaitu kita mau berubah atau mati? Perintah tersirat tersebut tentu saja membuat kita jadi bertanya-tanya yang salah satunya tentunya berbunyi : ”Apakah Allah demikian kejam sehingga menyuruh kita berubah atau mati?”. Coba kita singkirkan pertanyaan itu dari benak kita.  Kita ubah dengan sikap sangka baik kita pada Allah.  Bagaimana kalau perintah itu dijadikan motivasi agar kita mau berubah dalam segala hal?

Kita jadikan ayat Qur`an di atas sebagai motivasi agar ada perubahan karena banyak di antara kita tidak mau menyadari bahwa sebenarnya kita (mungkin) punya saham dalam membuat kerusakan di negara ini? Atau kebijakan-kebijakan yang kita anggap benar setelah diimplementasikan justeru berakibat negatif atau setidaknya banyak mengundang pro-kontra di masyarakat?  Atau sikap kita pada sesama manusia ketika bermuamalah terkadang (bahkan sering) menyakitkan  atau menciptakan ketidakharmonisan? Atau kita merasa puas dengan capaian-capaian yang kita peroleh? Atau kita merasa lebih nikmat dengan kondisi yang sekarang kita rasakan? Atau kita merasa nikmat dengan kemapanan yang kita rasakan saat ini?  Atau kita tidak mempunyai keinginan untuk meraih suatu amalan (pekerjaan) lebih baik lagi) Atau, bisa juga, kita merasa puas dengan nasib kita? 

Banyak hal yang sebenarnya dapat kita temukan yang semuanya bermuara pada kelemahan kita yang selama ini lalai dalam melakukan perubahan. Jadi, kita harus punya niat untuk melakukan perubahan karena orang yang punya kesungguhan untuk berubah berarti punya harapan dalam hidupnya. Sebaliknya, kalau kita tidak melakukan perubahan berarti dalam hidup ini kita tidak mempunyai harapan. Untuk itu, sangat layak kalau kita sebenarnya telah mati meskipun secara fisik kita masih hidup. 

Berkaitan dengan itu, ada ayat (42:30) yang mengatakan:” Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”.  Jadi, kalau kita lalai untuk melakukan perubahan yang berakibat kita tidak mau berubah, wajar-wajar saja musibah menimpa diri kita. Semakin lama kita tidak mau berubah, semakin banyak musibah menimpa umat ini yang terkadang bukan saja musibah itu tertuju pada orang-orang yang banyak melakukan perbuatan dosa, tetapi juga mereka yang beriman.  Apakah kita mau negara ini yang dikatakan Allah sebagai baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur terkena musibah yang tidak henti-hentinya?

Kita tidak mau terus-menerus terkena musibah.  Biar bagaimanapun musibah yang menerpa kita tidak mengenakkan.  Untuk itu, kita harus berkead melakukan perubahan.  Kita harus banyak introspeksi diri dengan tazqiyatun nafs. Memperbanyak wirid kita. Memperbanyak amalan sunnah.  Memperbanyak merenungi segala hal yang telah kita perbuat. Memperbanyak istighfar manakala kita renungkan betapa banyak dosa kita pada Allah dan juga dosa kita pada sesama manusia. Memperbanyak berbuat amar ma`ruf nahi munkar.  Dengan melakukan itu semua, insya Allah, kita tidak menjadi orang  yang mati sebelum mati. Selain itu, ada sebuah pertanyaan yang harus kita implementasikan: bagaimana supaya kita tidak menjadi orang yang mati sebelum mati? Kita perlu banyak belajar dari kisah di bawah ini. Semoga kisah di bawah ini memotivasi kita memiliki tekad mengubah nasib kita.

 

Dulu Angon Bebek, Pemuda Miskin ini

 

Sukses Bergaji Rp. 100 juta Dengan Pekerjaan Barunya

Hanya lulusan SMP, jadi kaya raya berkat tekad yang kuat

Dany 109w | Inspirasi

Perjalanan hidup dan nasib manusia, tentu tidak ada yang bisa diprediksi dimasa depan. Termasuk pula soal rezeki. Jika hari ini diberi kelebihan harta dan kemewahan, belum tentu hari esok bisa menjamin semua hal tersebut. Lintasan takdir terkadang membawa nasib seseorang berada di titik terendah dalam kehidupan. Namun, dengan sedikit tekad dan usaha, roda nasib juga bisa memutar takdir yang membawa kesuksesan dalam kehidupan seseorang.

Bicara mengenai sebuah takdir, kisah pemuda sederhana yang berasal dari sebuah desa terpencil ini, merupakan contoh nyata, bagaimana sebuah usaha  don do’a bisa merubah nasib idupnya. Hidup terlunta-lunta dalam kekurangan dan kurang kasih sayang orang tua, pemuda yang pernah menjadi penggembala itik ini, akhirnya sukses meraih penghasilan ratusan juta rupiah dengan profesi barunya. Seperti apa perjuangannya? simak ulasan berikut

Merintih dalam Kekurangan dan Tanpa Kasih Sayang Orang Tua

Berada ditengah-tengah hangatnya pelukan keluarga, merupakan impian bagi sebagian besar anak-anak. Namun, tak semua bocah tersebut, mempunyai nasib beruntung bisa merasakannya. Salah satunya adalah Eka Lesmana, seorang pemuda sederhana, yang harus berjuang keras sendirian melawan kerasnya hidup yang menempa dirinya sejak kecil.

Hidup tanpa kasih sayang orang tua. Sang ibu yang telah berpulang pada saat dirinya berusia empat tahun, menjadi sebuah pukulan yang telak bagi dirinya. Kehilangan sosok ibu, merupakan cobaan berat yang harus ditempuh Eka Lesmana kecil. Tak sampai disitu, dirinya pun ditinggal sang ayah yang menghilang setelah memutuskan untuk menikah lagi. Praktis, Eka kecil pun hnaya mersakan kasih sayang sang nenek tanpa didampingi kehangatan kedua orang tuanya.

Pemuda Cerdas dengan Pendidikan Ala Kadarnya

Saat beranjak usia remaja, alih-alih mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai, Eka lesmana harus puas hanya mengenyam jenjang pendidikan formal di tingkat SMP. Dirinya yang saat itu dibiayai sang nenek, terpkasa harus pontang-panting mencari uang guna membiayai pendidikannya. Keterbatasan biaya, menjadi tembok penghalang yang sulit dihancurkan oleh dirinya saat itu.

Dikenal cerdas saat masih belia. Yang mengharukan, selama dia bersekolah, perlengkapan seperti baju seragam dan sepatu yang digunakannya sehari-hari, merupakan sumbangan dari orang-orang yang merasa iba terhadap dirinya. Padahal, prestasinya di sekolah tergolong lumayan daripada teman-temannya yang lain. Eka lesmana termasuk sosok cerdas yang selalu mendapatkan ranking saat di sekolah.

Berdarah-Darah Saat Mencari Nafkah

Menginjak usia remaja, dirinya mencoba peruntungan dengan mengadu nasib di dunia kerja. Hanya mengenggam selembar ijazah SMP, dirinya merasa kesulitan mencari pekerjaan pada saat itu. Alhasil, tawaran sang paman sebagai tukang angon bebek pun diambilnya, daripada menjadi pengangguran. Sayangnya, karena kurang cermat, bebek yang digembalakannya tersebut, sering menghilang atau dimakan binatang buas.

Ilustrasi angon bebek.Tak tahan dengan pekerjaan tersebut, dirinya mencoba beralih ke menjadi buruh kasar. Atas ajakan salah seorang familinya, ia memulai hari-harinya sebagai karyawan di sebuah pabrik di Solo. Beragam pekerjaan dilakoninya saa itu. Mulai dari kuli gudang, operator mesin giling hingga kerja serabutan lainnya, dijalani dengan ikhlas. Perjuangannya yang berdarah-darah, kelak menjadi faktor kesuksesannya di masa depan.

Seorang Perempuan yang Merubah Jalan Hidupnya

Setelah sekian lama bergelut dengan pekerjaan sebagai buruh kasar, dirinya mendapatkan tawaran untuk bekerja di Yogyakarta dengan gaji yang lumayan. Karena hasilnya yang bagus selama bekerja, dirinya diajak oleh seorang mandor yang mengundurkan diri dari pabrik tempatnya bekerja. Hingga pada akhirnya, seorang Eka Lesmana memutuskan untuk pindah.

Bertemu pelanggan yang merubah nasibnya [image source]Saat bekerja di tempat barunya tersebut, dirinya bertemu seorang perempuan yang sering berbelanja di toko milik juragannya tersebut. Setelah ngobrol panjang lebar, dirinya baru sadar bahwa perempuan tersebut merupakan seorang penjual online. Tertarik dengan potensi yang ditawarkan oleh toko online tersebut, dirinya mulai serius mencari informasi dan mendalami tentang apapun yang berkaitan dengan hal tersebut.

Sukses Menjadi Seorang Jutawan

Sebuah kesuksesan tentu berbanding lurus dengan usaha yang dikeluarkan. Alhasil, waktu dan sebagian besar gajinya, harus direlakan untuk membayar tagihan warnet demi memuaskan rasa ingin tahunya di dunia online. Yang mengharukan, dirinya bahkan harus berhutang kepada atasannya untuk membeli sebuah laptop. Perlahan dan pasti, dirinya mulai mengenal sedikit demi sedikit tentang hobi barunya tersebut.

Sukses sebagai jutawan. Beruntung, dirinya pada saat itu juga sempat bertemu dengan seseorang yang telah sukses menjadi seorang  blogger yang menghasilkan ratusan dollar perbulannya. Tak kenal lelah dan semangat dalam belajar, dirinya akhirnya meraih suskes menjadi seorang blogger adsense dengan keuntungan hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Kemiskinan dan kekurangan yang mendera dirinya semenjak kecil, tak menyurutkan niat dan tekad seorang Eka Lesmana untuk merubah nasib dan hidup yang lebih baik lagi. Sosok ini bahkan mampu memutar takdirnya sendiri, dari titik terendah menuju ke tingkat kesuksesan lewat kerja kerasnya. Darinya kita bisa belajar, sudut pandang yang positif dalam menyikapi keterpurukan dan kemiskinan, dapat mengantarkan kita meraih peluang kesuksesan yang lebih besar dimasa yang akan datang.

(https://www.boombastis.com/eka-lesmana-blogger-kaya/139862)

 

By subagio

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *